DEFINISI
Gangguan fungsi saraf akut yang disebabkan aleh karena
gangguan peredaran darah otak, dimana secara mendadak (beberapa detik) atau
secara cepat (beberapa jam) timbul gejala dan tanda yang sesuai dengan daerah fokal diotak yang
terganggu (Djunaedi W, 1992).
Menurut Hudak dan Gallo dalam bukunya perawatan kritis CVA
hemoragik memulai awitan yang
mendadak dan berlangsung 24 jam sebagai
akibat cerebrovaskuler desease.
Otak adalah
organ tubuh yang kecil, akan tetapi memegang peranan penting, sehingga alat
tubuh ini perlu dilindungi dengan kokoh dan disimpan dalam tempurung kepala
yang keras.
Didalam otak terdapat berjuta-juta sel otak yang terdiri
dari neuron dan glia. Tranmisi informasi dalam sel-sel neuron berbentuk impuls listrik. Sel-sel
neuron berhubungan melalui celah tipis yang disebut sinap. Jika impuls
berlanhsung dalam suatu neuron, sel neuron tersebut akan melepaskan
neurotransmiter ke dalam celah sinap. Neurotransmiter ini dapat merangsang atau
menghambat impuls dalam sel-sel neuron yang dihubungi.
Lapisan luar otak
(korteks) mempunyai peran yg sangat canggih, mulai dari mengontrol gerakan,
pemrosesan indra, berpikir, berbahasa, merencanakan, mengingat, emosi dan
fungsi kognitif lainnya. Terdapat dua belahan (hemisfer) otak kiri dan kanan.
Masing – masing hemisfer terdiri dari lobus frontalis, paretalis, temporalis,
oksipitalis dan bagian-bagian otak lainnya. Kedua belahan otak tersebut
dihubungkan oleh korpus kolosum, yaitu
sekumpulan serabut-serabut saraf yang menyampaikan informasi timbal
balik antara kedua hemisfer otak.
Sel-sel motorik
dilobus frontalis mengontrol gerakan-gerakan volunter dari otot-otot tubuh
secara menyilang. Jika lobus frontalis kanan mengalami kerusakan, maka dapat
terjadi kelumpuhan (hemiplegi) pada sisi kiri, dan sebaliknya. Di lobus
frontalis terdapat pula pusat bahasa ekspresif dan fungsi intelektual. Gangguan
pada pusat ini mengakibatkan seseorang kesulitan mengespresikan maksud atau
keinginannya dengan menggunakan bahasa (afasia motorik), serta mengalami
gangguan fungsi intelektual.
Sel-sel
somatosensorik dilobus parietalis menerima dan memproses sinyal-sinyal sensorik
(perasa) dari sisi tubuh kontralateral. Gangguan fungsi otak lobus parietalis
kanan dapat mengakibatkan seseorang merasa kesemutan (parestesia), rasa tebal
(hiperstesia), hilang rasa atau gangguan-gangguan sensorik lainnya pada sisi
tubuh sebelah kiri. Begitu pula sebaliknnya.
Sel-sel neuron
kortek auditorik dilobus temporalis menerima dan memproses sinyal-sinyal
pendengaran dari telinga. Sedangkan daerah proyeksi olfaktorik berhubungan
dengan fungsi penghidu. Selain itu di
lobus temporalis terdapat pula pusat bahasa perseptif. Gangguan pada pusat
bahasa ini dapat mengakibatkan seseorang tidak bisa memahami pembicaraan orang
lain ( afasia sensoris ).
Sel-sel korteks
visual di lobus oksipitalis menerima dan memproses sinyal-sinyal peglihatan
dari retina mata. Lesi di lobus oksipitalis mengakibatkan seseorang kehilangan
separo lapang pandangan.
Otak mendapat darah dari 2 (dua) pembuluh darah besar:
karotis ( sirkulasi anterior) dan vertebra ( sirkulasi posterior ). Otak akan
berfungsi dengan baik bila peredaran darahke otak berlangsung baik, sehingga O2
dan glokosa sebagai sumber energi otak tetap terjamin.
Dua ( 2 ) pembuluh darah besar pada otak tersebut membentuk
anastomose pada dasar otak yaitu sirkulasi willisi ( area dimana
percabangan arteri basiler dan koratis
internal bersatu ). Hampir 20% dari volume darah dalam tubuh berada di otak dan
otak menggunakan seperlima dari O2 yang dihirup melaui paru-paru.
PATOFISIOLOGI
Ada dua bentuk CVA bleeding:
1. Perdarahan
intra cerebral
Pecahnya pembuluh darah otak
terutama karena hipertensi mengakibatkan darah masuk ke dalam jaringan otak,
membentuk massa atau hematom yang menekan jaringan otak dan menimbulkan oedema
di sekitar otak. Peningkatan TIK yang terjadi dengan cepat dapat mengakibatkan
kematian yang mendadak karena herniasi otak. Perdarahan intra cerebral sering
dijumpai di daerah putamen, talamus, sub kortikal, nukleus kaudatus, pon, dan
cerebellum.
Hipertensi kronis mengakibatkan perubahan struktur dinding
permbuluh darah berupa lipohyalinosis atau nekrosis fibrinoid.
2. Perdarahan
sub arachnoid
Pecahnya pembuluh darah karena
aneurisma atau AVM. Aneurisma paling sering didapat pada percabangan pembuluh
darah besar di sirkulasi willisi. AVM dapat dijumpai pada jaringan otak
dipermukaan pia meter dan ventrikel otak, ataupun didalam ventrikel otak dan
ruang subarakhnoid.
Pecahnya arteri dan keluarnya
darah keruang subarakhnoid mengakibatkan tarjadinya peningkatan TIK yang
mendadak, meregangnya struktur peka nyeri, sehinga timbul nyeri kepala hebat.
Sering pula dijumpai kaku kuduk dan tanda-tanda rangsangan selaput otak
lainnya. Peningkatam TIK yang mendadak juga mengakibatkan perdarahan subhialoid
pada retina dan penurunan kesadaran. Perdarahan subarakhnoid dapat
mengakibatkan vasospasme pembuluh darah serebral. Vasospasme ini seringkali
terjadi 3-5 hari setelah timbulnya perdarahan, mencapai puncaknya hari ke 5-9,
dan dapat menghilang setelah minggu ke 2-5. Timbulnya vasospasme diduga karena
interaksi antara bahan-bahan yang berasal dari darah dan dilepaskan kedalam
cairan serebrospinalis dengan pembuluh arteri di ruang subarakhnoid. Vasispasme
ini dapat mengakibatkan disfungsi otak global (nyeri kepala, penurunan
kesadaran) maupun fokal (hemiparese, gangguan hemisensorik, afasia
danlain-lain).
Otak dapat berfungsi jika kebutuhan O2 dan glukosa otak
dapat terpenuhi. Energi yang dihasilkan didalam sel saraf hampir seluruhnya
melalui proses oksidasi. Otak tidak punya cadangan O2 jadi kerusakan,
kekurangan aliran darah otak walau sebentar akan menyebabkan gangguan fungsi.
Demikian pula dengan kebutuhan glukosa sebagai bahan bakar metabolisme otak,
tidak boleh kurang dari 20 mg% karena akan menimbulkan koma. Kebutuhan glukosa
sebanyak 25 % dari seluruh kebutuhan
glukosa tubuh, sehingga bila kadar glukosa plasma turun sampai 70 % akan
terjadi gejala disfungsi serebral. Pada saat otak hipoksia, tubuh berusaha memenuhi
O2 melalui proses metabolik anaerob, yang dapat menyebabkan dilatasi pembuluh
darah otak.
0 Response to "CVA BLEEDING (STROKE HEMORAGIK)"
Posting Komentar