Asuhan Keperawatan Tuberculosis

TUBERCULOSIS


DEFINISI
·      Tuberculosis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh mycobacterium tuberculosis dan mycobacterium bovis ( jarang oleh mycrobacterium ovium ) penyakit ini apa bila tidak diobati sedini mungkin dan secepat – secapatnya dapat timbul komplikasi yang berat dan terinfeksi pada usia dewasa
( Ngastiyah, perawatan anak sakit, 1995, hal : 47 )

·      Tuberculosis pada anak ( primer ) adalah biasanya secara perlahan – lahan sehingga sukar ditentukan saat timbulnya gejala pertama. Kadang terdapat keluhan demam yang tidak diketahui sebabnya dan sering disertai infeksi saluran nafas atas.
( Hasan rusepno, ilmu kesehatan anak, 1985 : hal : 574 )

·      Tuberculosis ( TBC ) adalah merupakan penyakit infeksi saluran pernafasan terutama menyerang paru, yang disebabkan oleh kuman mycrobakterium tuberculosis
( Amin. M ( 1999 ). Ilmu penyakit paru )


ETIOLOGI
1.    Infeksi
2.    Penularan mycrobacterium tubercolusis
3.    Malnutrisi energy protein
( Hasan rusepno, ilmu kesehatan anak, 1985 : hal : 574 )

 MANIFESTASI KLINIS

Permulaan TBC primer biasanya sukar diketahui oleh klinis karena penyakit mulai secara
perlahan - lahan kadang TBC ditemukan pada anak tanpa keluhan atau gejala. Dengan melakukan uji tuberculin secara rutin dapat ditemukan penyakit TBC
Gejalanya adalah :
1.      Demam yang naik turun selama 1 - 2 minggu
2.      Batuk dan pilek
3.      Anoreksia
4.      Berat  badan menurun
5.      Kadang panas yang menyerupai tifus abdominalis atau malaria
6.      Bronkopneumenia ( yang tidak menunjukkan perbaikan dengan pengobatan )
( Ngastiyah, perawatan anak sakit, 1995, hal : 50 )
Gengan klinis
1.    Demam ( sub. Febris, kadang - kadang 40 - 41 C , seperti demam influenza )
2.    Batuk ( kering, produktif, kadang - kadang hemoptoe ( pecahnya pembuluh dareh )
3.    Sesak nafas, jika infiltrasi sudah setengah bagian paru
4.    Nyeri dada, jika infiltrasi sudak kepleura
5.    Malaise, anoreksia, badan kurus, sakit kepala, meriang, nyeri otot, keringat malam
( Ngastiyah, perawatan anak sakit, 1995, hal : 50 )

PENATALAKSAAN
1.    Penanganan khusus dan focus pada penyebab
2.    Pemberian anti biotic dan anti piretik dengan kolaborasi tim medis
3.    Pemberian cairan dan kolaborasi tim medis
4.    Pengobatan yang diberikan :
·      Rifampisin
·      INH ( isoniazid )
·      Pirazinamid
·      Etambutol
·      PAS ( para animosalisilat )
·      Kortikosteroid
( Mansjoer, arif, et all. ( 1999 ). Kapita selekta kedokteran )
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.    Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan sekresi yang kental / darah
2.    Gangguan pertukuran gas berhubungan dengan kerusakan membran alveoli kapiler
3.    Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia
4.    Iintoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan otot
5.    Gangguan peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan infeksi mickrobekterium tuberculosis

INTERVENSI
Dx 1 :  bersih jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan sekresi yang kental / darah
Intervensi :
1.    Ajarkan klien tentang metode yang cepat pengontrolan batuk agar tidak keras - keras
R/ batuk yang keras menyebabkan perdarahan pembuluh darah pada pulmonal
2.    Lakukan pernafasan diagfragma
R/ pernafasan diagfragma menurunkan frekwensi nafas dan meningkatkan ventilasi alveolar
3.    Auskultasi paru – paru sesudah klien batuk
R/ pengkajian ini membantu mengevaluasi keefektifan upaya batuk klien
4.    Ajarkan klien tindakan untuk menurunkan visikositas sekresi  dan  mempertahankan hidrasi yang adekuat dan meningkatkan masukan cairan 1000 sampai 1500 cc/hari bila tidak kontraindikasi
R/ sekresi kental sulit untuk diencerkan dan dapat menyebabkan sumbatan mucus, yang mengarah pada atelektasis
5.    Dorong atau berikan perawatan mulut  yang baik setelah batuk
R/ hiegene mulut yang baik meningkatkan rasa kesejahteraan dan mencegah bau mulut
6.    Jelaskan pada klien dan keluarga mematuhi anjuran dari dokter dan perawatan seperti menghindari makanan yang menyebabkan batuk, serta bau - bauan
R/ deang informasi yang jelas klien diharapkan dapat bekrja sama dalam pemberian terapi
7.    Kolaborasi dengan tim medis
·         Dengan dokter, radiologi dan fisio terapi
·        Pemberian obat transamin 3 x1 amp. Codein 3 x 1 tab. Posisi tredelen beg ( hed down )                                                                                            R/ mengevaluasi perbaikan kondisi klien atas perdarahan klien dari  batuk

Dx 2 :  gangguan pertukaran gas berhubungan dengan kerusakan membran kepiler          
 Intervensi :
1.      Berikan posisi yang nyaman, sesuai yang diindikasikan oleh dokter
R/ meningkatkan inspirasi maksimal, meningkatkan ekspensi paru dan ventilasi pada sisi yang tidak sakit
2.      Observasi fungsi pernafasan, catat frekuensi pernafasan dispnea atau perubahan TTV
R/ distress pernafasan dan pperubahan pada tanda – tanda vital dapat terjadi sebagai akibat stress fisiologi dan nyeri atau dapat menunjukkan terjadi syok sehubungan dengan hipoksia
3.      Berikan oksigen sesuai advis dokter 24/mnit
R/dapat mengurangi sesak nafas / menambahi kekurangan oksigen
4.      Jelaskan pada klien bahwa tindakan tersebut dilakukan untuk menjamin keamanan dan jelaskan tentang etiologi / factor pencetus adanya sesak
R/ pengetahuan apa yang diharapkan dapat mengurangi ansietas dan mengembangkab kepatuhan klien terhadap rencana terapeutik
5.      Pertahankan prilaku tentang bantu klien untuk control diri dengan menggunakan pernafasan libih lambat dan dalam
R/ membantu klien mengalami efek fisiologi hipoksia yang dapat dimanifestasikan sebagai ketakutan / ansietas
6.      Kolaborasi dengan tim kesehatan lain :
·         Dengan dokter, radiologi dan fisioterapi
·         Pemberian antibiotika
R/ mengevaluasi perbaikan kondisi klien atas pengambangan parunya

Dx3 : perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia
Intervensi :
1.    Menjelaskan tindakan yang akan kita lakukan
R/ agar pasien dan keluarga tahu tentang prosedur yang kita lakukan
2.    Berikan makan sedikit tapi sering dan lebih bervariasi
R/ mengurangi mutah dan merangsang nafsu makan
3.    Berikan makanan cair atau lunak sesuai kondisi pasien secara berkala
R/ agar lambung yang masih iritasi dan obat usus dapat berkontraksi dengan baik
4.    Berikan kolaborasi obat oral
R/ meningkatkan nafsu makan
5.    Observasi intake dan out put
R/ mengetahui masukan dan keluaran makanan dan minuman
6.    Kolaborasi dengan ahli gizi dalam pemberian terapi diet
R/ menentukan terapi yang tepat tentang diet yang tepat

Dx4:  intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan tonus otot
Intervensi :
1.    Berikan BHSP kepada pasien dan keluarga pasieb
R/ pemahaman yang baik oleh pasien dan keluarganya terhadap tindakan kita dan dapat memperlancar pelaksanaan tindakan keperawatan kita
2.    Ajarkan mobilisasi bertahap
R/ agar tidak terjadi atropik pada otot
3.    Anjurkan pasien untuk menghemat energy jika melakukan aktifitas
R/ agar energy tidak terbuang dengan sia – sia
4.    Anjurakan pasien untuk banyak istirahat
R/ meningkatkan relaksasi tubuh
5.    Observasi TTV
R/ mengetahui kondisi pasien dan mengetahui adanya komplikasi
6.    Kolaborasi dengan tim dokter untuk pemberian terapi
R/ untuk mempercepat proses penyembuhan

Dx5 : gangguan peningkatan suhu berhubungan dengan infeksi mikrobacterium tuberculosis
Intervensi :
1.    Berikan BHSP kepada pasien dan keluarga pasieb
R/ pemahaman yang baik oleh pasien dan keluarganya terhadap tindakan kita dan dapat memperlancar pelaksanaan tindakan keperawatan kita
2.    Menjelaskan pasien tentang penyakitnya dan pilih pengobatannya
R/ agar pasien mengerti tentang penyakitnya dan bagaimana pengobatannya
3.    Menurunkan ketakutan dan memperbaiki kemampuan kooping
R/ agar pasien merasa nyaman dan tidak takut
4.    Observasi TTV
R/ mengetahui kondisi pasien dan mengetahui adanya komplikasi
5.    Berikan kompres dingin
R/ menurunkan panas secara konduksi
6.    Kolaborasi dengan tim dokter untuk pemberian terapi
R/ memepercepat proses penyembuhan










DAFTAR PUSTAKA


·         Amin. M ( 1999 ). Ilmu penyakit paru. Surabaya : air langga univerciti press
·         Carperito. L . ( 1999 ). Rencana dam dokumentasi keperawatan. Edisi 2 Jakarta : EGC.
·         Doengoes. ( 1999 ). Perencanaa asuhan keperawatan Jakarta : EGC

·         Mansjoer, arif, et all. ( 1999 ). Kapita selekta kedokteran. Falkutas kedokteran UI : media aescullapius

Related Posts:

0 Response to "Asuhan Keperawatan Tuberculosis"

Posting Komentar