Askep Keluarga Dengan Diare

Konsep Keluarga
Pengertian
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat dibawah satu atap dalam kedaan yang saling ketergantungan.
Keluarga adalah dua atau lebih dari individu yang bergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan di dalam peran masing-masing menciptakan serta mempertahankan kebudayaan.
Tahap-Tahap Perkembangan Keluarga
Tahap-tahap kehidupan menurut Duvall dalam buku Nasrul Effendi, sebagai berikut :
1.      Tahap pembentukan keluarga
Tahap ini dimulai dari pernikahan yang dilanjutkan dalam bentuk rumah tangga.
2.      Tahap menjelang kelahiran anak
Tugas keluarga yang utama adalah untuk mendapatkan keturunan sebagai generasi penerus, melahirkan anak merupakan kebanggaan bagi keluarga yang merupakan saat-saat yang dinantikan.
3.      Tahap menghadapi bayi
Dalam hal ini keluarga mengasuh, mendidik dan memberikan kasih sayang kepada anak karena pada tahap ini kehidupannya sangat tergantung kepada orang tuanya. Kondisi ini masih lemah.
4.      Tahap menghadapi anak pra sekolah
Pada tahap ini anak sudah mengenal kehidupan sosialnya bergaul dengan teman sebaya, tapi masih rawan dalam masalah kesehatan.
Tugas keluarga adalah mulai menanamkan norma kehidupan, agama dan sosial budaya.
5.      Tahap menghadapi anak sekolah
Pada tahap ini bagaimana keluarga mendidik anak, mengajari anak untuk mempersiapkan masa depan anak.
6.      Tahap menghadapi anak remaja
Tahap ini adalah tahap yang paling rawan, karena tahap ini anak yang akan mencari identitas diri dalam bentuk kepribadiannya. Oleh karena itu suri teladan yang baik dari kedua orang tua sangat diperlukan, komunikasi dan saling mengerti antara orang tua sangat diperlukan.
7.      Tahap melepaskan anak ke masyarakat
Dalam tahap ini, saat melepaskan anak ke masyarakat dalam melalui kehidupan yang sesungguhnya. Pada tahap ini anak akan melalui kehidupan berumah tangga.
8.      Tahap berdua kembali
Setelah anak besar dan menempuh kehidupan rumah tangga sendiri, segera tinggallah suami istri berdua saja. Dalam tahap ini keluarga akan merasa sepi dan bila tidak dapat menerima kenyataan akan menimbulkan depresi dan stress.
9.      Tahap masa tua
Tahap ini mulai masuk ke dalam tahap lanjut usia dan kedua orang tua mempersiapkan diri untuk meninggalkan dunia fana ini.
 Fungsi Keluarga
1.      Biologis
a.       Untuk meneruskan keturunan
b.      Memelihara dan membesarkan anak
c.       Memenuhi kebutuhan gizi keluarga memelihara dan merawat anggota keluarga
2.      Fungsi psikologis
a.       Memberi kasih sayang dan rasa aman
b.      Memberikan perhatian diantara anggota keluarga
c.       Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga
d.      Memberikan identitas anggota keluarga 
3.      Fungsi sosiologis
a.       Memberi sosialisasi pada anak
b.      Membentuk norma perilaku sesuai tingkat perkembangan anak
c.       Meneruskan nilai budaya keluarga
4.      Fungsi ekonomis
a.       Mencari nafkah
b.      Pengaturan penggunaan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga
c.       Menabung untuk memenuhi kebutuhan keluarga di masa mendatang
5.      Fungsi pendidikan
a.       Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, keterampilan
b.      Mempersiapkan masa depan pada anaknya di kehidupan mendatang
c.       Mendidik anak sesuai tingkat perkembangan
Tugas-Tugas Keluarga
Delapan tugas keluarga  :
1.      Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya
2.      Pemeliharaan sumber daya yang ada dalam keluarga
3.      Pembagian tugas masing-masing anggota sesuai kedudukannya
4.      Sosialisasi antar anggota keluarga
5.      Pengaturan jumlah keluarga
6.      Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga
7.      Penempatan anggota keluarga dalam masyarakat yang lebih luas
8.      Membagikan dorongan dan semangat para anggota keluarga

Konsep Diare
2.2.1        Pengertian Diare
Diare adalah defekasi encer lebih dari 3 kali sehari dengan atau tanpa darah dan lendir dalam tinja (Mansjoer, 2003 : 470).
Diare akut adalah diare yang terjadi secara mendadak dan berlangsung pada bayi dan anak yang sebelumnya sehat (Mansjoer, 2003 : 470).
2.2.2        Etiologi
1.      Infeksi
Virus         : Rotavirus, adenovirus, norwalk
Bakteri      : shingella, salmonella, E. Coli
Parasit       : protozoa
Jamur         : kandida
2.      Melabsorbsi karbohidrat, lemak atau protein
3.      Makanan : makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan
4.      Imunodefisiensi
5.      Psikologis : rasa takut dan cemas
2.2.3        Gambaran Klinis
Awalnya anak menjadi cengeng, gelisah, suhu badan meningkat, nafsu makan berkurang atau tidak ada, kemudian timbul diare, tinja makin cair, mungkin mengandung darah dan lendir, warna tinja berubah menjadi kehijau-hijauan, karena tercampur empedu. Anus dan sekitarnya lecet, warna tinja menjadi asam. Gejala, muntah dapat terjadi sebelum dan sesudah diare (Mansjoer, 2003 : 470).
2.2.4        Komplikasi
1.      Dehidrasi
2.      Gangguan keseimbangan asam basa
3.      Asidosis
2.2.5        Penularan
Penularan penyakit diare adalah kontak dengan tinja yang terinfeksi secara langsung :
1.      Makanan dan minuman yang terkontaminasi, baik yang sudah dicemari, oleh serangga/kontaminasi oleh tangan yang kotor
2.      Bermain dengan mainan yang terkontaminasi, apalagi pada anak-anak yang sering memasukkan tangan atau mainan apapun ke dalam mulut, karena virus ini dapat bertahan di permukaan udara sampai beberapa hari
3.      Penggunaan air yang sudah tercampur dan tidak memasak air dengan benar (tidak sampai mendidih)
4.      Pencucian dan pemakaian botol susu yang tidak bersih
5.      Tidak mencuci tangan dengan bersih setelah selesai BAB/membersihkan tinja anak yang terinfeksi sehingga terkontaminasi perabotan dan alat-alat dipegang
2.2.6        Pencegahan Diare
Diare umumnya ditularkan melalui 4 F yaitu : food, feces, fly dan finger. Oleh karena itu, upaya pencegahan diar yang praktis adalah dengan memutus rantai penularan tersebut. Beberapa upaya yang diterapkan adalah :
1.      Penyiapan makanan yang hygienes
2.      Penyediaan air minum yang bersih
3.      Personal hygiene
4.      Cuci tnagan sebelum dan sesudah makan
5.      Pemberian ASI eksklusif
Bayi yang diberikan ASI lebih kuat daya tahan tubuhnya sedang bayi yang diberi susu formula 20x lebih rentan terkena diare 7x lebih mudah terkena infeksi paru, 4x lebih rentan terkena radang otak.
6.      BAB pada tempatnya (WC/toilet)
7.      Tempat membuang sampah yang memandai
8.      Berantas lalat agar tidak menghinggapi makanan
9.      Lingkungan hidup yang sehat
2.2.7        Penatalaksanaan
Penatalaksanaan diare akut terdiri atas :
1.      Rehidrasi sebagai prioritas utama pengobatan
4 hal yang perlu diperhatikan :
a.       Jenis cairan
Pada diare akut yang ringan dapat diberikan oralit. Diberikan cairan ringer laktat, bila tersedia dapat diberikan cairan NaCl isotonic ditambal lampui Na bicarbonate 7,5% 50 ml.
b.      Jumlah cairan
Jumlah cairan yang diberikan sesuai dengan jumlah cairan yang dikeluarkan. Kehilangan cairan tubuh dapat dihitung dengan cara metode pierce (berdasarkan keadaan klinis)
Derajat dehidrasi
Kebutuhan cairan (x 119 BB)
Ringan
Sedang
Berat
5 %
8 %
10 %

c.       Jalan masuk/cara pemberian cairan
Rute pemberian cairan dapat dipilih peroral atau IV
d.      Jadwal pemberian cairan
2.      Identifikasi penyebab diare akut
Secara klinis, tentukan jenis kolifero/disentriform selanjutnya dilakukan pemeriksaan meunjang yang terarah.
3.      Terapi sumptomatik
Obat anti diare yang bersifat simptomatik dan diberikan sangat hati-hati atas pertimbangan yang rasional.
4.      Terapi definitif
Pemberian edukasi yang jelas sangat penting sebagia langkah pencegahan, hygiene perorangan, sanitasi lingkungan dan imunisasi melalui vaksinasi sangat berarti.

(Mansjoer, 2002 : 503).

Related Posts:

0 Response to "Askep Keluarga Dengan Diare"

Posting Komentar